TULISAN MANUSIA DAN HARAPAN
A.
Hubungan
Manusia dan Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia
itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan,
biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing,
berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan
Harapan berasal
dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan
berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan
menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan
usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan
cita-cita,antaraharapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
• keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
• pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang
lebih baik atau meningkat.,penyebab manusia mempunyai harapan adalah
Dorongan kodrat,kebutuhan hidup,kepercayaan,teori kebenaran
B.
Cerpen hubungan manusia dan harapan
Harapan
Terakhir
Hari itu cuaca sedang tidak
bersahabat, hari begitu gelap dan hujan rintik-rintik. Seorang gadis dengan
menggunakan celana jeans dan kaos tangan panjang berwarna abu-abu pergi dengan
tergesa-gesa. Rambutnya yang kerinting dan panjang
basah karena hujan.
“Aku harus cepat, nanti dosen tua itu
marah..” gumam tiara sambil melihat jam tangannya.
Tiara baru tiba
di gerbang kampus itu, dia bertemu dengan Rangga. Rangga adalah cowok idaman
semua wanita yang ada di kampus itu, termasuk cowok idaman Tiara.
”Hmm.. andai saja dia pacarku... ’
gumam tiara dalam hatinya. Tiba-tiba rangga melambaikan tangan. Itu membuat
Tiara merasa berbunga-bunga. Tiara membalas lambaian tangan itu. Rangga
berjalan menuju Tiara, jantung tiara berdetak sangat cepat dia sangat gugup.
Rangga berjalan makin dekat ke arah Tiara...
”Aduh.. bagaiman ini? Apa yang harus
aku lakukan?” kata Tiara di dalam hatinya.
Namun, Tiara
harus kecewa karena Rangga hanya melewati dia saja. Ternyata lambaian tangan
itu bukan untuk Tiara melainkan untuk Rena, sabahat karib rangga sejak kecil.
Dengan perasaan yang kesal, Tiara pergi ke kelasnya, dia langsung duduk
dikursi. Melati, sahabatnya menghampiri Tiara.
” Hei.. pagi-pagi kok udah cemberut?
Ada apa?” kata Melati kepada sahabatnya yang sedang kesal itu.
”Ah.. nanti saja ceritanya, aku sedang
sebel.. sebel.. sebel.....”. Kata Tiara
” Pasti ini gara-gara Rangga, ya kan? ”
tanya Melati.
Dan Tiara menganggukkan kepalanya.
” Ya ampun Tiara... sampai kapan sih
kamu mengharapkan Rangga. Hei kamu
seharusnya sadar siapa kamu dan siapa dia. Sekarang kamu harus bangun dari
mimpimu, lebih baik kamu cari cowok yang lain saja. Memangnya cuma dia cowok di
dunia ini?. ”
”Tapi... ” belum sempat Tiara
menaggapai perkataan Melati, Pak Tono, dosen yang mengajar di kelas itu sudah
masuk.
Tiara hanya menjawabnya dalam hati ”
tapi tidak bolehkah aku bermimpi untuk bisa lebih dekat dengan Rangga, walaupun
hanya sebentar. Aku tidak akan meminta lebih dari itu. Tuhan, bisakah kau
mewujudkan harapan terakhirku ini?” kata Tiara.
” Selamat Pagi.... ” Kata pak Tono
membuka pelajaran pada pagi hari itu.
*****
Setelah
perkuliahan selesai, Tiara berencana untuk meminjam buku
diperpustakaan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen kepada dia. Namun
cuaca sangat tidak mendukung. Diluar hujan masih begitu lebat, dan tiara tidak
membawa payung.. Tapi Tiara harus segera pergi ke perpustakaan sebelum
perpustakaan itu tutup. Tidak ada pilihan lain kecuali nekat melawan
hujan itu. Dia berlari menuju perpustakaan. Namun karena jarak perpustakaan
sangat jauh, dia berhenti dulu sejenak di bawah pohon di seberang kantin. Tapi
dia tidak bisa berlama-lama menunggu hujan reda di sana. Tiba-tiba...
” Hei kau... ” kata rangga memamngil
tiara dari belakang.
Tiara langsung
menoleh, dan betapa terkejutnya dia saat tahu bahwa itu adalah rangga yang
terlihat juga kebasahan sama seperti Tiara. Tiara tidak mampu berkata apa-apa
lagi. Dia bingung harus berkata apa, dia tidak percaya bahwa dia dan Rangga
hanya berdua saja di bwah pohon yang diiringi hujan,
”Kamu tiara kan?” tanya rangga.
Tiara hanya mengagguk saja.
”Lebih baik aku pergi saja... aku
sangat gugup saat bersama denganya disini” kata Tiara dalam hati. Tiara hendak
berlari meninggalakan rangga sendiri di bawah pohon itu. Belum sempat Tiara
berlari, Rangga berkata ” Hei mau kemana kau? sekarang hujan masih sanagat
lebat.”
” Ak.. aku harus cepat pergi ke perpustakaan
sebelum perpustakaannya tutup.” kata Tiara dengan terbata-bata.
”Hmm.. kalo begitu, kita pergi bersama
saja. Kebetulan kita pergi ke arah yang sama.” Kata rangga. Tiara hanya bisa
mengangguk dan terpanah akan kata-kata Rangga. Rangga melepasi jaket yang
dipakai untuk menutupi kepla dia dan Tiara.
” Hitungan ke tiga kita lari....” kata
rangga
”1.... 2...... 3..... lariii.........”
kata mereka serentak.
Selama tiara berlari, jantung Tiara
berdetak sangat cepat. Dia sangat bahagia karena bisa berdua dengan Rangga. Dan
mereka pun sampai di depan perpustakaan.
” terima kasih ya...” ucap Tiara kepada
Rangga.
” Tidak masalah... Mmm aku pergi dulu ya.. See you.”
Kata rangga. Rangga langusng pergi
meningglakan Tiara. Jantung tira seperti mau peacah karena derdetak
dengan keras dari tadi. Tiara langsung
masuk ke perpustakaan dengan hati yang berbunga-bunga.
*****
Keesokan
Harinya
Tiara sedang
meminum cappucino di kantin. Sama seperti
kemarin, hari itu hujannya begitu lebat. Tiara melihat sebuah payung di dekat
pintu. Kemudian dia berkata kepada bibi penjangga kantin iitu ” Bi, itu payung
siapa bolehkah aku mmeinjamnya? Soalnya hari ini aku lupa membawa payung.”Itu
punya rangga.. dia meninggalkannya kemarin disini. Anak itu aneh... bawa payung
tapi dia lebih suka berhujan-hujanan.”
” Jadi dia kemarin....... ” kata Tiara
” Iya....... saat melihatmu sedang
berteduh di bawah pohon itu, dia bilang pada bibi.. kalo payung itu untuk bibi
saja. Dan langsung berlari kehujanan menghampirimu.Dasar bocah gendeng...” Kata
Bibi kantin itu. Tiara seperti tidak percaya mendengar hal itu.
” Jadi kamu jadi ndak minjem payungnya?
Atau sekalian kamu kemblikan aja
payungnya sam rangga? ” Kata bibi.
Tiara langsung menjawab ” Iya.. bi aku
akan mengembalikannya”.
Tiara langsung mengambil payung itu,
dan berlari mencari rangga padahal saat itu masih hujan sangat deras,
” Hei.. kenapa apyungnya tidak
dipakai?” tanya Bibi.
” Tidak apa-apa bi... ” Jawab tiara
” dasa bocah-bocah zaman sekarang...
benar-benar sudah eddan... karena cinta” kata Bibi kantin itu.
Setelah mencari rangga kemana-mana,
akhirnya Tiara menemukan rangga yang ada di aula serba guna. Dia langsung
menghampiri rangga dengan baju yang basah.
”Rangga..... ” panggil Tiara. Rangga
langsung menoleh.
” Tiara? Ada apa? Kenapa kamu basah
seperti ini?” tanya Rangga kepada Tiara.
” Ini... payunmu.. ” Kata Tiara.
Sambil mengembalikan payung itu kepada rangga.
” Mmm.. jadi kamu sudah tahu ya...”
kata Rangga dengan malu-malu.
” Terima kasih banyak ya... aku pulang
dulu.. ” Kata Tiara sambil tersenyum bahagia. Tiara pergi meninggalakan Rangga.
” Hei Tiara... besok di kantin jam 1
siang ya...” Kata Rangga.
Tiara langsung menoleh ke arah rangga
dan berkata ” Baiklah... ”. Tiara Pergi dengan hati yang berbunga-bunga.
****
Keesokan harinya.
Rangga sudah
menunggu di kantin, hari ini dia berencana untuk mengungkapkan perasannya
kepada Tiara. Dia berencan untuk mengajak Tiara pergi jalan-jalan. Setelah lama
menunggu, terlihat dari kejauhan melalui jendela kantin Tiara dengan rambut
diurai dan mengenakan baju kaos berwarna putih berjalan menuju kantin itu.
Rangga sangat gugup. Dari kejauahn Tiara melambaikan tangan kepada rangga.
Ranggapun membalas lambaian tangan Tiara. Tiara pun merasa sangat bahagia,
sampai samapi dia tidak lagi menghiraukan sekelilingnya. Rangga terus melihat
ke arah Tiara.
Saat Tiara
hendak menyebrang, ada mobil dengan kelajuan tinggi datang dari arah kanan.
Tanpa bisa menghindar lagi
DARRRRR...... mobil itu menabrak Tiara. Tiara terjatuh berlumuran darah di kepalanya.
Rangga terkejut melihat Tiara. Dia langsung berlari menuju tempat Tiara.
” Tiara..... ” teriak rangga.
Semua orang berlari menuju TKP, Rangga
sangat syok melihat keadaan tiara. Dia mendekati tiara.
” Tiara.. tiara bangun tiara... ” kata
rangga.
” Rangga... ” Kata tiara setenga sadar.
” Terima kasih rangga, beberapa hari
ini kau telah membuat hidupku bahagia.. terima kasih...” kata Tiara
” Ssstt.. jangan dulu banyak bicara..
simpan dulu tenagamu.. Ambulans sebentar lagi akan datang... jadi bersabarlah..”
kata rangga cemas.
” Tidak rangga mungkin waktu ku sudah
habis.... dan sebelum aku pergi.. aku ingin bilang.... kalo aku
mencintai...mu.. kamu adalah pangeran impianku dari dulu. Sampai sekarang aku
masih berpikir kalau ini hanyalah sebuah mimpi. Ini adalah mimpi terindah yang
pernah aku alami walaupun akhirnya aku.. aku tidak bisa menikmati mimpi ini ...
lagi.. Terima.. kasih.. Rangga, apakah kamu tahu apa harapan terakhirku?
Harapan terakhirku adalah aku bisa bersama denganmu. Walaupun aku tidak bisa
bersama denganmu lebih lama lagi....” Kata Tiara dengan terbata-bata.
”Kamu jangan bilang seperti itu.. kita
baru saja baru kan memulai.. kamu tidak boleh meninggalkanku secepat ini. Aku
juga mencintaimu. Banyak hal yang belum kita lakukan bersama. Jadi, aku mohon
bertahan la..” Kata rangga sambil mengeluarkan air mata.
” Aku sudah tidak kuat lagi ranggaa...”
Jawab Tiara dengan lemah.
” Aku harap kamu bisa menemukan
perempuan yang lebih baik dari aku... Jangan sampai kau menderita karena kau..
aku ingin kau bahagia.. jika kau sedih begini.. aku tidak akan merasa tenang...
kamu harus berjanji kepadaku.. kamu akan hidup bahagia..” Kata Tiara.
” Aku tidak akan bahagia bila aku tidak
bersamamu tira.. ” Jawab rangga.
” Ssst... kamu tidak boleh seperti
itu.. aku akan sangat marah jika kamu seperti
itu.. kamu janji kan akan hidup bahagia?
”kata Tiara
”baikla aku akan berjanji.. tapi kamu harus tetap bertahan...” Kata rangga.
Tiara hanya tersenyum. Akhirnya
ambulans datang,tiara dimasukkan ke mobil ambulance itu. Di dlam mobil
ambulance, rangga terus memegang erat tangan Tiara. Kemudian rangga berkata ”
Bertahan la tiara...sebentar lagi kita sampai”
” Mataku berat... aku tidak kuat
lagi...” Kata Tiara sambil menutup matanya perlahan-lahan.
Di dalam tidurnya Tiara berkata,
”Tuhan, jika engkau ingin mengambil nyawaku saat ini juga aku ikhlas. Terima
kasih karena kau telah memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa bersama dengan
orang yang aku cintai. Walaupun itu hanya sementara, tapi aku
merasa sangat senang karena itu pinta terakhirku kepadamu. Itu harapan terakhir
yang telah kau wujudkan. Terima kasih.”
Tiba-tiba tangan tiara terlepas dari
genggaman tangan rangga. Denyut nadinya
sudah tidak ada lagi. Rangga langsung berteriak” Tiaraaa.............”.
*SELESAI*